RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB TERNATE

­

Kota Ternate adalah sebuah kota kecil yang berada di Pulau Ternate sebuah pulau kecil diantara gugusan kepulauan Maluku Utara yang telah mashur namanya bersama Pulau Tidore sejak abad ke-15 sebagai penghasil rempah-rempah yang diperebutkan negara-nagara kolonial kala itu. Untuk mengelilingi Pulau Ternate tidaklah perlu waktu lama karena untuk keliling hanya menempuh jarak 42 kilometer. Kota Ternate merupakan sebuah kota yang unik dan penuh nilai sejarah, sebuah kota kecil yang penuh dengan peninggalan sejarah dari jaman penjajahan Portugis, Belanda hingga Perang Dunia II dan secara demografis sangat padat dengan perumahan, kendaraan bermotor dan secara geografis dikelilingi lautan serta dinaungi gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Gamalama.

Rutan Klas IIB Ternate sebuah UPT Pemasyarakatan di bawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Maluku Utara, sebagai UPT Pemasyarakatan di Kota Ternate selain Lapas Klas IIA Ternate, Bapas Ternate dan Rupbasan Ternate, merupakan UPT yang pertama kali dibentuk di Maluku Utara sejak Maluku Utara masih menjadi sebuah kabupaten bagian dari Provinsi Maluku yang beribukota di Ambon. Rutan Klas IIB Ternate masih menempati bangunan lama yang merupakan peninggalan Belanda dimana bangunan utamanya dibangun pada tahun 1880an dan telah beberapa kali mengalami penambahan bangunan dan renovasi.

Lahan yang sempit serta lokasi yang terjepit menjadi tantangan tersendiri dalam operasional Rutan Klas IIB Ternate. Dengan posisi terjepit antara bangunan bekas kantor Kejati Maluku Utara, Bekas Kantor Gubernur, Kantor Lurah Muhajirin dan perumahan penduduk dengan struktur bangunan yang sudah sangat tua dan fasilitas terbatas; tidak ada pagar steril area keliling, bangunan yang pendek serta pagar pengamanan yang sudah rapuh, tidak adanya fasilitas MCK didalam kamar hunian WBP, tidak ada ruang belajar, tidak ada bangunan khusus tempat ibadah, bengkel kerja yang tidak memadahi, ruang poliklinik tanpa fasilitas medis, dan lain-lain.

Dengan segala keterbatasan yang ada seluruh jajaran petugas Rutan Klas IIB Ternate berusaha optimal dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pelayanan dan perawatan tahanan serta pembinaan narapidana. Dengan kapasitas ideal 73 orang dan kapasitas tempat tidur 149 orang, jumlah WBP yang menghuni Rutan Klas IIB Ternate pada tanggal 28 Januari 2011 sebanyak 99 orang yang terdiri dari narapidana 33 orang, 3 orang diantaranya narapidana perempuan dan tahanan 66 orang, 6 orang diantaranya tahanan perempuan serta perkara dominan adalah narkoba-psikotropika dan pencurian

Pelayanan tahanan tidak dijumpai kendala yang berarti, hak-hak para tahanan telah secara optimal diberikan; pelayanan makan minum, pelayanan pemeriksaan kesehatan oleh tenaga medis rutan bekerjasama dengan Puskesmas Ternate Kota, kunjungan keluarga dan penasehat hukum, kepastian hukum selama dalam tahanan rutan, dokumen penahanan, peringatan 10 hari, 3 hari akan habis masa tahanan kepada instansi yang menahan, pembebasan demi hukum, dsb.

Pembinaan narapidana, khusus pembinaan mental spiritual telah berjalan ;WBP muslim menjalankan pembinaan rohani 3 kali seminggu bekerjasama dengan Kandepag Kota Ternate dan Wahda Islamiah sedangkan WBP Nasrani seminggu sekali melaksanakan kebaktian. Pembinaan keterampilan/kemandirian dengan bengkel kerja dan lahan yang terbatas telah diupayakan pembinaan keterampilan/kemandirian melalui pembuatan tela (batako), bois (gorong-gorong semen), serta kegiatan assimilasi berupa pembuatan perahu fibreglass sebagai produk unggulan dari Rutan Klas IIB Ternate dan cucian motor roda dua.

Pembuatan tela (batako) mengalami kendala lahan produksi karena saat ini hanya memanfaatkan lahan kosong di bawah pos atas II seluas + 20 M2 sehingga volume produksi juga terbatas.

Saat ini dalam produksi perahu fibreglass, Rutan Klas IIB Ternate menggandeng mitra pengusaha fibreglass yang telah berpengalaman sehingga memungkinkan untuk menerima pembuatan perahu fibreglass dalam berbagai ukuran dan spesifikasi, walaupun saat ini Rutan Klas IIB Ternate baru memiliki satu cetakan (mall) untuk prahu fibreglass dengan dimensi panjang 9,5 meter dan lebar 1,2 meter. Kendala utama dalam produksi perahu fibreglass saat ini adalah minimnya lahan workshop dimana terpaksa memanfaatkan garasi mobil dinas dan halaman depan kantor yang hanya seluas + 100 M2 sehingga cukup mengganggu aktifitas kantor karena halaman kantor menjadi tidak rapi, kotor dan berdebu.

Terlepas dari segala permasalahan yang ada, terpenting bagi Rutan Klas IIB Ternate adalah membangun komitmen dan kinerja yang tinggi diantara para pejabat dan petugas sehingga tupoksi Rutan Klas IIB Ternate dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya serta berusaha secepat mungkin untuk mengoperasionalkan bangunan baru Rutan Klas IIB Ternate yang lebih layak sebagai wadah pembinaan narapidana dan pelayanan serta perawatan tahanan di Kota Ternate.

Demikian sekilas tentang Rumah Tahanan Negara Klas IIB Ternate sebagai sebuah Unit Pelaksana Tekhnis Pemasyarakatan di wilayah timur Indonesia; Propinsi Maluku Utara yang menyimpan asa untuk memberi warna dalam pemasyarakatan ke depan.

------- o O o ------

Senin, 23 Mei 2011

REFRESHING ALA RUTAN TERNATE

Jujur dahulu ketika kita masih di bangku sekolah menjadi petugas Pemasyarakatan mungkin bukan salah satu pilihan hidup tetapi saat ini menjadi petugas Pemasyarakatan harus disadari telah menjadi sebuah pilihan hidup yang harus dijalani dengan penuh keceriaan dan keikhalasan. Suasana kerja seorang petugas Pemasyarakatan khususnya di Rutan atau Lapas dengan lingkungan yang khas dan khusus dimana kita selalu berhadapan dengan para warga binaan dengan latar belakang sosial budaya agama pendidikan beragam serta dengan bermacam permasalahannya menuntut kita mengeluarkan energy ekstra. Energy yang kita keluarkan mungkin sebagian besar tidak dapat diukur dengan satuan kalori karena memang justru sebagian energy terserap dalam kegiatan yang menuntut pikiran dan kekuatan mental/rohani seorang petugas Pemasyarakatan. Yang lebih dahsyat lagi adalah bahwa untuk sebagian petugas Pemasyarakatan energy yang keluar bukannya 8 jam sehari seperti pegawai negeri yang lain bahkan 24 jam pikirannya tertuju ke Rutan/Lapas tempat kerja kita. Sudah selayaknya institusi juga memikirkan sarana prasarana untuk mengembalikan kebugaran (refreshing) agar kembali dalam performa terbaik seorang petugas Pemasyarakatan. Di Negeri Kincir Angin yang penulis pernah kunjungi Lapas menyediakan fasilitas khusus yaitu Gym dan Massage gratis bagi petugasnya sementara di negeri kita fasilitas/kegiatan refreshing tidak ditanggung oleh negara melainkan cari masing-masing atas beaya sendiri (pandai-pandai gitu......) termasuk cuti tahunan. 
Petugas Rutan Ternate punya cara sendiri melepas lelah dan penat, pantai dan laut teman kita berefreshing: wisata pantai beramai-ramai dengan keluarga, memancing dengan perahu fiber yang dibuat sendiri, snorkling dan diving menikmati indahnya terumbu karang dan ikan laut Ternate.........................................fresh & free.

Rabu, 27 April 2011

PERINGATAN HARI BHAKTI PEMASYARAKATAN KE-47




Puncak Peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-47 tahun 2011 yang mengusung tema " Dengan Semangat Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-47 Kita Tingkatkan Integritas, Profesionalisme dan Komitmen Petugas Pemasyarakatan Dalam Memperkuat Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia" tingkat Kanwil Kementerian Hukum Dan HAM Maluku Utara dipusatkan di Rumah Tahanan Negara Klas IIB Ternate. Puncak acara berupa upacara yang yang diikuti oleh seluruh jajaran petugas UPT dan Kanwil Kementerian Hukum Dan HAM Maluku Utara serta seluruh warga binaan pemasyarakatan Rutan Ternate dilanjutkan dengan menyaksikan penandatanganan MoU antara Rutan Ternate dengan KBM Diknas Kota Ternate dan LSM Wahda Islamiah, penghapusan (pembakaran) barang-barang terlarang hasil penggeledahan di Rutan Ternate tahun 2010-2011 berupa HP, charger, gunting, kabel, dll serta ditutup acara hiburan yang berjalan dengan hikmat, aman dan tertib.



Jumat, 01 April 2011

KEJAR PAKET B & C RUTAN TERNATE




Pendidikan adalah hak setiap warga negara, begitu juga para warga binaan pemasyarakatan yang sementara waktu berada di balik tembok rutan/lapas untuk mempertanggung jawabkan perbuatan melanggar hukum yang telah dilakukannya. Untuk menyelenggarakan hak para warga binaan dalam memperoleh pendidikan formal Rutan Ternate bekerjasama dengan KBM (Kelompok Belajar Mandiri) yang merupakan sebuah UPT dibawah Diknas Kota Ternate mendirikan 2 (dua) kelas sekaligus yaitu untuk sederajad SLP (Paket B) dan sederajad SLA (Paket C). Perdana masing-masing kelas diikuti oleh 14 (empatbelas) warga binaan dan 2 (dua) orang anggota masyarakat dari luar tembok yang secara resmi dimulai belajar pada tanggal 1 April 2011. Diharapkan peserta Kejar di Rutan Ternate dapat mengikuti ujian nasional penyesuaian ijazah pada bulan Juni 2011 dan setelah lulus dan mendapat ijazah dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan formal ke jenjang lebih tinggi lagi atau sebagai modal mencari pekerjaan yang lebih baik lagi.

Rabu, 02 Maret 2011

Pesantren Kilat WBP Rutan Ternate



Pembinaan rohani merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang warga binaan pemasyarakatan dalam memahami diri sendiri dan posisinya di dalam kehidupan dunia nyata maupun kehidupan rohaninya. Salah satu penyebab terjadiya pelanggaran hukum adalah rapuhnya pertahanan diri manakala harus berhadapan dengan dilema untuk mempertahankan hidup, menjalankan hidup, atau sekedar mempertahankan harga diri karena sudah menjadi kodrat manusia yang dianugerahi akal budi untuk mencari kehidupan yang nyaman, aman dan tenang di tengah keluarga yang dicintai dan masyarakat sekitarnya.
Kehidupan rohani yang sehat dan terbinanya hubungan yang erat dengan Sang Pencipta menyadarkan jatidirinya sebagai seorang hamba yang diciptakan di dunia ini untuk mengabdi dan menjalani kehidupan fana ini dengan ihlas.
Untuk membina rohani dengan baik diperlukan sebuah proses yang sistematis, terus menerus dan berkesinambungan sehingga pemahaman terhadap hubungan manusia dengan Allah akan benar-benar meresap ke jiwa dan terhindar dari penyimpangan pemahanan atau penafsiran atau bahkan kesia-siaan.
Pesantren merupakan bentuk pembinaan rohani yang lebih intensif tetapi bukan dalam pengertian  instan dan karena lebih singkat waktunya maka sering ditambah kata ...kilat. Rutan Ternate bekerjasama dengan Yayasan Wahda Islamiah mencoba mengadakan penjaringan dan penjajakan tentang potensi rohani dan materi Islam warga binaan pemasyarakatan di Rutan Ternate oleh karenanya kegiatan yang berjudul " Pesantren Kilat" dilaksanakan selama dua hari Sabtu & Minggu tanggal 26 - 27 Pebruari 2011 mempunyai tujuan utama untuk mempersiapkan sebuah program pembinaan rohani Islam yang lebih tepat sasaran dan tepat guna bagi warga binaan pemasyarakatan di Rutan Ternate yang telah diprogramkan ke depan.